Setelah malam itu, aku jadi susah tidur.
Bayangan dia—temen kosanku—dengan tangtop tipis dan celana pendek yang nyaris nempel di kulit putihnya, terus-terusan main di kepalaku. Bahu mulusnya masih kebayang, apalagi waktu dia duduk dekat banget sambil bilang pelan, “Boleh nebeng dulu gak? Aku takut sendirian, di luar petirnya serem.”
Aku cuma bisa angguk sambil nyari posisi duduk yang nggak terlalu awkward. Tapi, makin dia diem, makin deg-degan.
Senyumnya Bikin Lupa Nafas
Dia gak banyak ngomong malam itu, tapi tatapan matanya tenang. Udara kamar mulai dingin, tapi dia malah nyender sedikit—bahunya nempel ke lenganku. Nafasnya pelan, tapi cukup bikin jantung berdebar.
“Aku boleh rebahan bentar gak?” katanya pelan.
Aku angguk lagi, sambil pelan-pelan kasih bantal. Dia pun tiduran di pojok kasur, tapi badannya agak miring ke arahku. Dan pas selimut ditarik, bagian tangtopnya sedikit melorot, memperlihatkan garis bahu dan sedikit sisi dada yang sempat bikin aku salah fokus.
Detik-Detik yang Menggoda
Aku tetap duduk di kursi sambil pura-pura main HP. Tapi ya… siapa yang bisa konsen?
Dia masih tenang di kasur. Sekali dua kali dia merapikan posisi tangannya, dan kadang bantalnya digeser. Tapi entah kenapa tiap dia gerak, suara lembut dari tangtop yang kena gesekan kasur makin bikin suasana aneh.
“Eh, kamu gak tidur?” tanyanya sambil buka mata setengah.
Aku jawab, “Belum ngantuk.”
Dia senyum lagi. “Tidur sini aja, sempit sih, tapi gak papa kan?”
Malam yang Gak Akan Dilupain
Akhirnya aku ikut rebahan, walau setengah badan masih nahan takut jantung meledak. Posisi kami deket, tapi aku gak berani sentuh apa pun. Tangannya dingin, tapi dia gak ngerasa risih pas selimut kami ketarik dan kaki kami bersentuhan dikit.
Gak ada yang kejadian aneh, tapi justru karena itu, malamnya terasa panjang banget.
Besok Paginya…
Dia bangun duluan. Dengan rambut acak-acakan dan suara serak bangun tidur, dia cuma bilang, “Makasih ya… kamu baik banget.”
Habis itu dia balik ke kamarnya. Tapi tangtop transparan itu masih membekas di mataku, dan semalam itu… gak bakal pernah aku lupain